Malinau, Kabarkaltara.com –
Pengrajin atap daun di Kabupaten Malinau, kebajiran Omzet. Seperti diketahui adalah pengrajin yang telah lama ada sebelum Malinau menjadi Kabupaten.
Dari itu, pengrajin atap daun mendapat berkah membuat atas stand dari atap daun yang hadir pada moment Pagelaran Irau ke-9 tahun 2018 di pertunjukan seni budaya atraktif berkelas Nasional bahkan Internasional karena Pagelaran Irau masuk dalam 100 Wonderfull Event Indonesia di agenda Wisata Indonesia
May Salamah yang ditemui di sela-sela menyulam daun-daun nipah menyebutkan bahwa dirinya telah menjadi pengrajin sejak Malinau belum jadi Kabupaten.
“Ya memang ini yang bisa saya lakukan untuk menghidupi keluarga saya, sejak tahun 1999 hingga saat ini.”ungkapnya.
May menambahkan, dalam menekuni usaha ini dibantu 6 orang ibu-ibu dalam menyulam daun nipah.
“Ada 6 orang ibu rumah tangga yang bekerja membantu saya. Sekitar jam 9 mereka mulai kerja. Setelah ibu-ibu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Siang jam 2 an pulang dan sore balik lagi. Satu hari rata-rata dapat 70 buah atap dengan upah Rp. 800 perbuah” ujar May.
Lebih jauh May mengatakan bahwa harga juah atap perbuah adalah Rp. 7.000,-. “Harga jualnya Rp. 7.000,-. Modal yang kami keluarkan yaitu bambu, daun nipah yang kami beli dari Bebatu dan tali rafia untuk mengikat. Saya beli daun nipah sama orang Bebatu Rp. 33.000,- perikat itu bisa untuk membuat paling sedikit 10 buah atap. Untuk daunnya Kita harus pesan dulu. Nanti mereka antar” jelas May.
Dari dua koordinator yaitu May Salamah (51) dan Kurnia (48) berasal dari Desa Malinau Hulu kini omzet sudah terjual 3.400 lembar atap daun. Dan lagi menyelesaikan untuk memenuhi kebutuhan IRAU dengan nilai menjual seharga 35.000 lembar atap masih harga yang sama dan pesanan untuk Irau adalah yang terbanyak. ** (Red/ Kominfo)